Senin, 15 Maret 2010

superman

Category: Movies
Genre: Drama
Eh Man, si Jason itu sebenarnya anak elo!
Begitu kira-kira bisik Lois Lane (Kate Bosworth) saat Superman (Brandon Routh) mengalami koma di RSU Metropolis (Superman Returns, 2006).

Gara-gara pernyataan itulah nampaknya Superman akhirnya sadar dan kabur dari RS untuk datang ke rumah Lois untuk menemui si Jason White (Tristan Lake Leabu) yang saat itu sudah tertidur, dan membisikinya dengan kata-kata yg pernah diucapkan ayahnya Jor-El (Marlon Brando) saat mengirimnya ke bumi.

Padahal kalau iseng ditelaah, sebenarnya Jason itu khan anak hasil hubungan gelap (baca: tersembunyi) antara dua insan beda dunia itu. Kenapa tersembunyi, lantaran Lois tidak mengumumkan siapa ayah biologis anak tersebut, dan memilih 'hidup bersama' dengan tunangannya Richard White (James Marsden), ketimbang jadi single parent, sesuatu yg sebenarnya mafhum saja berlangsung di masyarakat 'Barat'.

Mungkin Lois takut kalau siapa ayah biologis anaknya itu diketahui publik (dan/atau musuh-musuh Superman), bisa-bisa mereka jadi target untuk dihabisi, atau minimal disandera lah. Kalau Superman mah kayaknya emang dia asli ga tahu bila melakukan 'begituan' bisa menghasilkan produk yang namanya 'anak'. Yah biar wujudnya bak manusia, teteup saja dia seorang alien, yang di banyak film lain digambarkan bermata besar dengan kepala bak pentol korek dan tubuh tak proporsional, jadi ya perspektif dan persepsinya beda kali.

Jadi si Richard White, yang notabene keponakannya Perry White (Frank Langella), cuma jadi sekedar kedok belaka, biar orang tidak usil menanyakan Jason itu anak siapa (takut dikejar-kejar pewarta inpotenmen juga kali yak keh3x). Sementara si Lois mah cintanya belum pindah ke lain hati sebenarnya... Duuuuh malang bener sih nasibmu Dick!

Tapi yah begitulah namanya film. Selalu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Bukan hanya dalam aspek teknologi pembuatannya, tapi juga aspek ceritanya sendiri.

Kalau dulu semasa saya kecil tahunya bila Lois Lane cuma bisa ciuman sama si jubah biru ini, sekarang sudah punya anak di luar nikah dan di luar sepengetahuan si ayah biologis sendiri. Mungkin dulu masyarakat AS masih rada konservatif, jadi digambarkan yg namanya cinta itu lewat adegan roman ala film Bolywood, sementara saat ini filosofi publik sudah berubah jauh dan yg namanya cinta itu diwujudkan melalui pengakuan atas anak biologis. Suatu hal yang sudah mulai merebak di masyarakat kita, terutama di Jakarta dan kota2 besar lainnya (ingat kasus Fany vs Taufik???).

Yah namanya juga film, sebuah produk budaya, jelas saja merepresentasikan budaya masyarakat di mana dia dibuat. Kalau Superman itu dibuat di Indonesia, mungkin ceritanya akan berbeda. Si Lois bukannya kumpul kebo sama Richard melainkan sudah menikah, tapi Lois tidak bahagia selama ini, apalagi ditambah dengan kemunculan laginya Superman.

Terus yg terjadi ya selingkuh lagi, jadi deh Lois Land TTM-nya Superman. Terus Superman dikejar-kejar pewarta inpotenmen untuk klarifikasi soal anak itu. Namun lantaran para wartawan maksa, si Superman terus nandukkin kepalanya ke kamera (mirip adegan Zidane vs Materazi di Final PD 2006 kemarin). Si pewarta tidak terima dan kasusnya diajukan ke pengadilan dan divonis 4 bulan penjara deh (kayak Sarah Azhari).

Eh belakangan malah muncul Kak Seto yang ditelpon si Jason lantaran merasa dicuekin sama ayahnya dan bermaksud mengadukannya ke Komnas Anak. Keh3x.

Namanya juga film fiksi bergenre drama, biar kata tokoh utamanya si manusia super, teteup suka-suka yang bikin naskah dunk. Mau dibikin persis seperti komiknya kek, mau dibikin persis seperti versi 1970annya kek, ya suka-suka mereka lah. Sama juga dengan keisengan saya mengubah jalan cerita jadi sinetron buanget barusan khan.... suka-suka gw dunk! Keh3x.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar